Kunyit

Kunyit (Curcuma longa) selama ini dikenal punya kemampuan mematikan bakteri. Di dunia medis secara global sedang gencar dilakukan penelitian kunyit sebagai antikanker. Sedangkan di Indonesia, riset seperti ini masih terbatas.

Hanya saja, kunyit tidak bisa larut dalam air. Padahal, obat akan bekerja efektif jika bisa larut. Jika pernah minum jamu kunyit, terdapat sisa kerak berwarna kuning, hal inilah yang disebut kalangan medis sebagai bahan yang tidak larut air.

Peneliti Pusat Penelitian Kimia LIPI, Yuliati Herbani memadukan nanopartikel kunyit dengan nanopartikel emas untuk kemudian diharap mampu mematikan sel-sel kanker. Nanopartikel emas dan nanopartikel kunyit ini masuk ke dalam tubuh, lalu bagian tubuh dilaser dengan tenaga yang tak begitu besar.

Emas akan bereaksi dan menghasilkan panas, kemudian menghancurkan sel-sel kanker. Nanopartikel kunyit yang tadinya menempel pada nanopartikel emas akan lepas ke tubuh yang terkena sel-sel kanker.

Lewat penelitiannya ini, Yuliati menerima penghargaan dari L'Oreal - UNESCO For Women in Science National Fellowship Awards 2017. Atas kerja sama L'Oreal dan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU Kemendikbud), Yuliati memperoleh bantuan dana untuk mewujudkan mimpi mereka sekaligus memberikan sumbangsih bagi dunia medis Indonesia maupun dunia.

Repost: biotika_fun